Struktur Bangunan Rumah 2 Lantai

Apa itu struktur bangunan ? Setiap bangunan baik berupa rumah, mal, pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, jalan, jembatan, atau yang lainnya membutuhkan struktur bangunan sebagai penahan beban vertikal dan horisontal, terutama dari bangunan itu sendiri. Salah satu komponen struktur bangunan bawah yang dibutuhkan, yang posisinya ada di bawah bangunan, adalah pondasi.

Pondasi bangunan berfungsi sebagai salah satu struktur terpenting pada bangunan yang langsung bersinggungan dengan tanah dan berfungsi mendistribusikan beban bangunan ke tanah.

Karena posisinya yang terletak di paling bawah dan menahan seluruh beban bangunan di atasnya, maka peranan pondasi menjadi sangat penting bagi struktur bangunan lain di atasnya. Oleh sebab itu, perencanaan dan pembuatan pondasi bangunan menjadi sangat penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan.

Dalam perencanaan pembuatan pondasi bangunan perlu diperhatikan beberapa hal agar bangunan dapat berdiri kokoh, antara lain :

  1. Ukuran disesuaikan dengan bobot/ beban bangunan yang ditanggung. Hal ini mengacu pada besar besi cor (tulangan) yang digunakan, ukuran beton, dan kualitas beton yang digunakan.
  2. Posisinya dibuat sesuai dengan kondisi tanah dan bangunan yang akan dibangun. Kedalaman pondasi juga ditentukan oleh jenis pondasi yang akan dipakai.
  3. Ketahanan terhadap kondisi alam sekitarnya, seperti mampu menahan korosi, aman terhadap pergeseran/ pergerakan tanah, cuaca, kepadatan tanah, dan lain sebagainya.

Jenis Pondasi Bangunan yang Sering Digunakan pada Saat Membangun Rumah

Dalam pembangunan rumah tinggal atau ruko sederhana dengan tinggi maksimal 2 lantai, umumnya digunakan jenis pondasi dangkal. Ada beberapa jenis pondasi bangunan yang tergolong pondasi dangkal, tapi dalam artikel ini hanya akan dibatasi pada 2 jenis pondasi bangunan yang paling umum dipakai, yaitu pondasi menerus (batu kali) dan pondasi setapak (setempat).

Jenis pondasi dangkal ini tidak membutuhkan galian tanah yang dalam, dan cocok diterapkan pada kondisi tanah yang keras. Artinya kondisi tanah mampu menahan beban bangunan yang akan dibangun di atasnya.

Penggunaan jenis pondasi yang berbeda, akan berpengaruh terhadap perhitungan anggaran biaya renovasi rumah atau bangun rumah.

Pondasi Menerus (Batu Kali)

Pondasi bangunan jenis ini menggunakan material batu kali yang dipasang sepanjang dinding bangunan dengan bentuk (umumnya) trapesium. Menggunakan pondasi jenis ini akan meneruskan beban bangunan secara merata ke dalam tanah. Namun, pondasi batu kali lebih cocok untuk digunakan pada rumah 1 lantai karena kurang kokoh dalam menahan beban vertikal.

Dalam proses pengerjaannya, pembuatan pondasi batu kali memakan waktu lebih lama dan tenaga kerja lebih banyak. Material batu kali sulit ditemui di beberapa daerah sehingga bisa mengakibatkan biaya lebih mahal.

Pada bangunan seperti rumah 2 lantai, pondasi menerus banyak digunakan sebagai dudukan sloof sehingga posisi sloof menumpang di atas pondasi tersebut. Tujuannya adalah agar kondisi sloof tidak mengalami penurunan akibat pergeseran tanah. Namun, bangunan yang berdiri di atas tanah yang padat, saat ini telah banyak menggunakan sloof gantung. Jadi, perlu atau tidaknya pondasi tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi tanah.

Pondasi Setempat (Setapak/ Footplate)

Pondasi setapak atau footplate berbentuk seperti telapak kaki pada bangunan dan hanya dibuat pada titik tertentu, tidak sepanjang dinding seperti pada pondasi batu kali. Jadi, pondasi setapak hanya diposisikan tepat di bawah kolom bangunan.

Biasanya, pondasi setapak bangunan 2 lantai berisikan besi cor (tulangan) dengan ukuran diameter 12 atau 14 dan ditutup oleh lapisan beton. Mutu beton yang digunakan biasanya K-250 sampai K-275. Ukuran footplate setelah dicor biasanya berkisar di kedalaman 100 cm atau lebih. Dalam hal tersebut besar ukuran besi, jarak antar besi, dan mutu beton akan mempengaruhi kualitas dari footplate.

Posisi footplate umumnya berada pada kedalaman 60 cm sampai dengan 100 cm. Di atas pondasi setapak atau footplate ini terdapat tiang kolom yang saling berhubungan satu sama lain melalui sloof dan balok.

Masih ada beberapa jenis alternatif pondasi dangkal lainnya seperti pondasi jalur, pondasi sumuran, pondasi umpak, strauss pile, dan lainnya juga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing namun tidak dibahas dalam artikel ini.

Pentingnya Memperhatikan Perencanaan Struktur Sewaktu Bangun Rumah

Pondasi dan struktur rumah 1 lantai

Banyak orang mengatakan bahwa membangun rumah tanpa struktur dan konstruksi bangunan yang memadai bagaikan tubuh manusia tanpa tulang, di mana tidak ada kekuatan yang menopang beban (bobot) bangunan tersebut baik secara vertikal maupun horisontal. 

Akibatnya yang ditimbulkan dapat beragam, tergantung dari penyebabnya. Dalam kasus yang ringan, akibat yang ditimbulkan dapat berupa retakan pada dinding. Namun dalam kasus yang lebih berat seperti gempa bumi, akibat yang ditimbulkan dapat berupa rubuhnya dinding hingga atap rumah.

Oleh sebab itu, dalam merencanakan jenis-jenis struktur bangunan, amat penting memperhatikan beberapa aspek seperti bobot bangunan maupun kondisi tanah sehingga safety factor dapat terpenuhi.

Hindari menurunkan spesifikasi perencanaan struktur bangunan agar memperoleh biaya yang lebih murah tanpa memperhatikan faktor keamanan. Tidak sedikit tukang bangunan atau kontraktor sekalipun yang mengutamakan harga ekonomis namun mengorbankan kualitas bangunan.

Kebutuhan spesifikasi struktur bangunan bentang panjang akan berbeda dengan struktur rangka bangunan yang pendek. Bahkan struktur atas bangunan pun dapat berbeda dengan struktur bawah bangunan.

Apabila budget tidak mencukupi, sebaiknya yang disesuaikan adalah dari pekerjaan dan spesifikasi material lain, seperti pada material finishing yaitu cat, keramik, kusen, dan lain sebagainya. Konsultasikan kebutuhan Anda dengan kontraktor sipil bangunan agar kebutuhan struktur dapat terpenuhi dengan tepat.

Harus diingat bahwa struktur bangunan sederhana seperti rumah 1 lantai akan berbeda dengan rumah 2 lantai ataupun 3 lantai.

Pemilihan Tukang Dapat Mempengaruhi Hasil Pekerjaan

Dalam setiap pekerjaan bangunan dibutuhkan keahlian (skill) tukang yang berbeda-beda. Pemilihan tukang harus didasari pada kebutuhan pekerjaan yang sedang dilakukan. Dalam pekerjaan bangunan ada beragam jenis tukang yang terlibat, mulai dari tukang batu, tukang gypsum, tukang keramik, tukang cat, dan masih banyak lagi.

Setelah mengetahui ini, tentu saja harus dicari tukang dengan ketrampilan yang sesuai kebutuhannya.

Sebagai contoh, dalam pekerjaan atap rumah tinggal menggunakan rangka baja ringan, sebaiknya Anda menggunakan tukang spesialis baja ringan atau yang telah berpengalaman dalam pemasangan baja ringan dan penutup atapnya. Karena dalam pemasangan atau perbaikan atap bangunan, bobot penutup atap akan mempengaruhi perhitungan pada rangka atap. Bila Anda menggunakan jasa tukang batu, maka akan terjadi resiko yang lebih besar terjadi penurunan kualitas yang dapat menyebabkan atap bocor, rangka melengkung, dan lain sebagainya.

Dalam pengerjaan struktur bangunan mulai dari pondasi, tukang batu dan besi memegang peranan lebih besar untuk mengerjakan perakitan besi struktur hingga pengecoran dan pemasangan dinding. Biasanya kontribusi tukang batu sampai pada acian dinding.

Setelah itu, proses pekerjaan pembangunan dilanjutkan oleh tukang finishing, seperti gypsum, keramik, cat, elektrikal, mekanikal, plumbing, las, atau yang lainnya.

Jasa Kontraktor Menjadi Solusi Alternatif dalam Pekerjaan Bangunan yang Kompleks

Apabila pekerjaan yang dilakukan cukup beragam (kompleks), seperti pada saat membangun rumah atau renovasi besar, maka ada baiknya untuk  mempertimbangkan menggunakan jasa kontraktor. Fungsi dari kontraktor adalah mengkoordinir beberapa kepala tukang atau mandor di masing-masing pekerjaan.

Mengingat banyak jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu proyek, maka keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh jasa kontraktor dapat menjadi solusi tepat mulai dari perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan.

Seorang kontraktor akan terlibat mulai dari tahap perencanaan bangunan. Karena itu, kontraktor harus mampu membaca gambar kerja dan mengeksekusi gambar tersebut menjadi bangunan yang nyata. Selain itu, kontraktor juga memiliki peralatan kerja yang mumpuni dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan umumnya lebih rapi, cepat, dan akurat.

Selain memiliki tim pekerja yang komplet dan berkompeten di bidangnya masing-masing, kontraktor juga memiliki pengetahuan yang lebih banyak terhadap jenis material yang ada. Dalam hal pendanaan, menggunakan jasa kontraktor akan lebih aman dibandingkan berhubungan langsung dengan kepala tukang atau mandor atau tukang. Oleh sebab itu, dari segi integritas kontraktor dipandang lebih baik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *